Friday 13 November 2015

PENGENALAN DAN PERAN QUANTITY SURVEYOR PADA SUATU PROYEK

PENGENALAN DAN PERAN QUANTITY SURVEYOR PADA SUATU PROYEK

Quantity Surveyor (QS) adalah suatu profesi yang boleh dikatakan baru di dunia konstruksi di Indonesia, dibandingkan dengan profesi Arsitek, Perencana Struktur ataupun Perencana Mekanikal dan Elektrikal.

Profesi QS ini berasal dari daratan Inggris yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, terutama ke negara-negara Persemakmuran (Commonwealth). Profesi ini berangkat dari adanya kebutuhan akan seorang yang mengkhususkan diri untuk menterjemahkan suatu perencanaan/desain para Perencana ke dalam suatu bentuk atau format lain yang dapat menunjukkan suatu parameter-parameter dari perencanaan tersebut agar dapat dievaluasi, diolah dan dibandingkan yang pada akhirnya dapat membuat suatu jembatan yang menghubungkan keinginan Pemberi Tugas (Client) dan perencanaan para Perencana. Jembatan tersebut adalah biaya atau yang lazim kita sebut anggaran (budget). Dengan keterbatasannya atau batasan dana Pemberi Tugas itulah para Perencana harus dapat mewujudkan keinginan Pemberi Tugas dan dengan ketrampilannya atau keahliannya QS harus menjembatani kedua kepentingan tersebut sehingga suatu perencanaan yang optimum dapat tercapai. Itulah sebabnya banyak Konsultan QS yang menjabarkan fungsinya sebagai ‘Construction Cost Consultant' atau Konsultan Biaya Konstruksi.(QS) adalah suatu profesi yang boleh dikatakan baru di dunia konstruksi di Indonesia, dibandingkan dengan profesi Arsitek, Perencana Struktur ataupun Perencana Mekanikal dan Elektrikal.

Cikal bakal profesi QS di Inggris bermula dari kejadian yang dikenal dengan ‘The Great Fire of London’ di abad ke 18, dimana pada waktu itu terjadi kebakaran besar di London yang menghancurkan banyak bangunan, baik bangunan umum maupun bangunan pribadi. Setelah kebakaran tersebut terjadi dan pada saat perusahaan asuransi hendak membayar ganti rugi bangunan-bangunan yang terbakar tersebut, perusahaan tersebut menghadapi kesulitan dalam hal menilai ganti rugi yang harus diberikan. Di saat itu para Arsitek yang biasa membangun bangunan dimintakan bantuannya untuk membuat perkiraan nilai bangunan tersebut. Selanjutnya, dengan makin banyaknya permintaan akan penilaian bangunan tersebut makin banyak Arsitek yang mendalami keahlian ini, keahlian dalam hal penilaian bangunan. Perkembangan selanjutnya adalah, dengan makin banyaknya permintaan dari para Pemberi Tugas, dalam hal ini korban kebakaran tersebut untuk membangun kembali bangunannya yang rusak atau terbakar. Namun para korban atau para Pemberi Tugas tersebut menyaratkan untuk membuat perkiraan biayanya terlebih dulu sebelum pekerjaan dimulai. Dengan makin banyaknya permintaan mengenai perkiraan biaya ini, maka makin banyak pula Arsitek yang menekuni masalah-masalah biaya bangunan. Pada tahap selanjutnya para Arsitek yang lebih mendalami masalah biaya bangunan tersebut, merasa perlu untuk membakukan keahliannya dan pada akhirnya bahkan para Arsitek tersebut meninggalkan profesi aslinya sebagai perencana bangunan. Bahkan pada akhir abad ke 19 para Arsitek tersebut membentuk suatu organisasi sendiri dan mulai membuat suatu sistim pendidikan khusus mengenai hal perencanaan biaya bangunan, dengan tanpa melibatkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah teknis arsitektur. Hasil pendidikan tersebut kemudian berkembang dan dikenal sebagai profesi Quantity Surveying atau biasa dikenal dengan istilah QS.

Pada perkembangan selanjutnya profesi QS ini, di negara asalnya, ditampung atau berada di dalam suatu organisasi yang bernama ‘Royal Institution of Chartered Surveyor’ (RICS). QS mempunyai suatu divisi khusus di dalam RICS tersebut dan sampai sekarang menjadi yang divisi terbesar kedua setelah General Practise (GP). Organisasi ini mengatur anggotanya dalam menjalankan fungsinya sebagai QS baik yang bekerja dalam suatu perusahaan jasa konsultasi swasta atau di pemerintahan, kontraktor, pengembang maupun sebagai personil lepasan. Organisasi ini mengatur para anggotanya dengan membuat suatu persyaratan umum yang harus dilaksanakan oleh setiap anggotanya, yaitu dengan mewajibkan para anggotanya untuk mengikuti ujian dasar untuk bisa menjadi ‘Chartered Surveyor’ (CS) atau QS yang berlisensi. Dengan menjadi CS, seorang QS dapat membuka usaha jasa QS atas namanya sendiri ataupun seandainya mereka bekerja pada satu perusahaan jasa QS besar kemungkinan baginya menjadi Rekan/Partner dalam usaha tersebut.

Di Indonesia sendiri profesi QS ini masuk di awal dekade 70. Pada awal perkembangannya tidak setiap proyek konstruksi menggunakan jasa QS baik di pihak kontraktor maupun di pihak Pemberi Tugas. Selaras dengan perkembangan industri konstruksi di Indonesia, maka pada dekade 80 jasa QS ini mulai banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi di Indonesia terutama di sektor swasta. Perkembangan jasa QS ini banyak dipengaruhi oleh berubahnya cara pendekatan para Pemberi Tugas dalam menyelesaikan atau menjalankan proyek-proyeknya. Para Pemberi Tugas makin merasa perlu menghitung besarnya investasi yang harus dikeluarkannya sebelum memulai proyek-proyeknya. Hal ini dikarenakan, pada prinsipnya Pemberi Tugas harus memperhitungkan pengeluaran-pengeluarannya (a.l. untuk biaya mendapatkan tanah, biaya konstruksi, perijinan dll.) agar tidak melebihi pendapatan yang akan didapat dari proyek yang dibangunnya. Jika total pengeluaran ditambah keuntungan lebih kecil dari pendapatan yang akan didapat maka proyek tersebut dapat dikatakan secara komersil tidak layak. Hal lain lagi yang membuat profesi berkembang pada dekade ini adalah dengan makin mengertinya para Pemberi Tugas akan konsep ‘Value for Money’ dalam mengembangkan proyek-proyeknya. Pemberi Tugas, dengan makin berkembangnya industri konstruksi, makin merasa perlu menganalisa pemakaian bahan-bahan yang akan digunakan pada proyeknya secara optimum, dalam arti bahwa bahan yang digunakan akan memberikan nilai yang maksimal sesuai dengan uang yang dikeluarkannya. Katakanlah, jika penggunaan granit untuk lantai tidak akan menambah nilai komersil bangunan, maka hal itu sebaiknya dihindari karena akan menambah jumlah pengeluaran Pemberi Tugas. Selain dua hal di atas yang banyak mendorong berkembangnya profesi QS di Indonesia, ada hal lain lagi yang juga turut mendorong, yaitu pengaruh dari institusi keuangan (Bank), dimana institusi tersebut meminta perincian biaya pembangunan sebelum mereka dapat memberikan pinjamannya. Pembuatan perincian biaya pembangunan adalah merupakan salah satu kecakapan QS.

II. TUGAS DAN PERANAN QS

Secara umum kecakapan QS meliputi beberapa bidang, yaitu ekonomi konstruksi (construction economic), hukum, manajemen proyek, pengukuran volume dan teknik bangunan (secara umum, bukan yang bersifat perencanaan). Dengan kecakapan atas bidang-bidang tersebut profesi QS kemudian berkembang sebagai bagian dari suatu struktur organisasi proyek. Dengan keahliannya tersebut seorang QS dapat bekerja untuk Pemberi Tugas, Kontraktor, Badan-badan pemerintah atau bahkan sebagai Credit Analyse di institusi keuangan (Bank).

Berdasarkan laporan yang dibuat oleh RICS di tahun 1971, fungsi dan peranan QS didefinisikan sebagai ‘Suatu profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkandan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan’. Karena itu di dalam organisasi proyek QS, biasanya berperan sebagai pengatur masalah-masalah finansial proyek (Financial Management). QS akan membuat dan mengelola anggaran proyek sedemikian sehingga hasil optimum dan efisien dari suatu proyek dapat dicapai. Hal itu dilakukan mulai dari tahap paling awal dari suatu proses pembangunan sampai dengan diselesaikannya suatu proyek. Dengan kata lain QS berperan dalam membuat perencanaan anggaran dan juga sebagai pengendali anggaran, baik pada masa perencanaan maupun pada masa pelaksanaan proyek. Karena itu perusahaan jasa QS biasanya menyebut perusahaannya sebagai Konsultan Biaya Konstruksi (Construction Cost Consultant). Hal lain yang dijalankan oleh QS di dalam organisasi proyek adalah sebagai Administrator Kontrak (Contract Administrator). Hal-hal yang berkaitan dengan pelelangan, dokumentasi kontrak, administrasi kontrak selama pelaksanaan pekerjaan dan pada saat akhir pekerjaan, biasanya dilakukan oleh QS. Dalam hal administrasi kontrak selama masa pelaksanaan pekerjaan biasanya QS akan berperan sebagai penasihat ataupun pembantu Manajer Proyek untuk hal-hal yang berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Dan sebagai pengembangan dari fungsi Administrator Kontrak ini QS dapat berperan sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang mengikat kontrak.

Secara tradisional, tugas dan peranan QS di dalam organisasi proyek adalah sebagai berikut :-

1. Perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi

Dalam membuat perencanaan biaya konstruksi ini QS dapat dilibatkan dari tahap paling awal dari suatu proses perencanaan, yaitu pada tahap ‘Inception’. Pada tahap ini memang tidak ada hasil konkret yang didapat. Pada tahap ini Pemberi Tugas biasanya baru mulai menjajaki kemungkinan dia membuat suatu proyek. Untuk keperluan penjajakan ini informasi dari QS diperlukan. Informasi itu biasanya berupa suatu patokan biaya-biaya konstruksi untuk jenis-jenis bangunan tertentu. Dari informasi tersebut Pemberi Tugas kemudian menentukan sikap apakah akan membangun,membeli atau menyewa. Jika diputuskan membangun, maka dari informasi-informasi tersebut dapat ditentukan besarnya bangunan yang dapat dibangun oleh Pemberi Tugas dengan mengingat kemampuan finansial Pemberi Tugas.

Pada tahap selanjutnya dari proses pembangunan, QS berperan dalam membuat perencanaan biaya pembangunan proyek tersebut. Seperti juga perencanaan teknis dari proyek tersebut yang tidak dapat langsung jadi sekaligus, perencanaan biaya juga mengalami proses sejalan dengan perkembangan perencanaan. Sampai tahap perencanaan skematik perencanaan biaya belumlah pasti, dalam arti anggaran tersebut belum disetujui atau diverifikasi oleh Pemberi Tugas. Begitu perencanaan skematik disetujui oleh Pemberi Tugas, maka perencanaan biayanya (anggarannya) harus disetujui. Setelah kedua hal tersebut disetujui oleh Pemberi Tugas, maka tugas QS, pada tahap selanjutnya dari proses perencanaan, akan menjadi pengendali biaya konstruksi pada tahap perencanaan. Pengendalian biaya pada tahap perencanaan ini dimaksudkan untuk membatasi pengembangan perencanaan agar masih di dalam koridor anggaran yang telah ditetapkan. Ataupun jika terjadi peningkatan biaya pembangunan yang cukup besar dapat diketahui dan diantisipasi sedini mungkin. Fungsi pengendalian biaya ini akan terus dilaksanakan sampai dengan semua perencanaan selesai.

Di dalam melaksanakan pengendalian biaya, atau dalam istilah QSnya disebut dengan Cost Check, ini QS akan melaksanakan pemeriksaan atas beberapa sistim perencanaan, seperti apakah akan lebih ekonomis jika menggunakan struktur baja atau beton, atau pondasi tiang pancang atau pondasi bor dll. Dalam hal perencanaan mekanikal dan elektrikal QS dapat juga melakukan beberapa pemeriksaan alternatif perencanaan seperti, apakah lebih ekonomis menggunakan sistim AC sentral atau split, atau penggunaan sistim deteksi kebakaran sistim konvensional atau yang addressable dll. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan biaya pembangunan yang optimum tanpa mengurangi kriteria perencanaan ataupun hasil akhir yang diharapkan, baik oleh Pemberi Tugas maupun Perencana. Kegiatan pengendalian biaya pada tahap perencanaan ini dapat dikategorikan sebagai bagian dari sistim Value Engineering. Atau dalam istilah QS kegiatan ini dikategorikan sebagai bagian dari apa yang disebut Life Cycle Costing. Di akhir proyek semua data biaya tersebut akan diolah kembali oleh QS untuk dijadikan data untuk proyek yang sejenis di masa mendatang. Hal ini, dalam istilah QS biasa disebut dengan Cost Analysis.

Kegiatan perencanaan dan pengendalian biaya ini adalah merupakan suatu keahlian khusus dari QS dan pada pelaksanaan sehari-harinya inilah yang menjadi inti bisnis (core business) dari jasa QS. Hal ini pula yang sangata membedakan fungsi QS dengan fungsi Estimator yang biasa dikenal di dunia konstruksi. Fungsi perencanaan biaya yang dilakukan oleh QS berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Estimator. Estimator biasanya bekerja untuk mendapatkan besarnya biaya yang akan digunakan untuk melaksanakan suatu proyek atau yang biasa disebut, dalam istilah QS, dengan pricing.

2. Dokumentasi

Setelah para Perencana merampungkan perencanaanya maka tibalah saatnya QS untuk mempersiapkan Dokumen Lelang. Di dalam dokumen lelang ini, biasanya dilengkapi dengan Bill of Quantity (BQ) atau dalam bahasa sehari-harinya dikenal juga sebagai Daftar Uraian Pekerjaan. Di dalam BQ ini suatu proyek diuraikan menjadi bentuk pokok-pokok pekerjaan yang akan menunjukkan lingkup pekerjaan yang dilelangkan. Dalam membuat BQ ini ada aturan-aturan baku yang dimiliki oleh QS, baik dalam perhitungan volume pekerjaan maupun dalam memerinci pekerjaan menjadi pokok-pokok pekerjaan. Aturan baku tersebut biasa dituangkan dalam bentuk yang biasa disebut Standard Method of Measurement (SMM). SMM ini banyak macamnya dan agak berbeda di setiap negara. Perbedaan tersebut sebenarnya terjadi dikarenakan adanya perbedaan cara kerja yang biasa dilakukan di suatu negara. Di Indonesia SMM yang biasa digunakan ada beberapa acuan antara lain Hong Kong Standard, Singapore Standard, UK Standard maupun yang biasa digunakan kontraktor asing di Indonesia yang biasa disebut dengan POMI (Procedure of Measurement International).

Kemampuan QS dalam menghitung volume dan menyiapkan BQ ini juga merupakan keahlian spesifik dari profesi QS. Hal ini juga merupakan suatu trade mark dari jasa QS yang biasa diberikan kepada Pemberi Tugas. BQ yang dibuat atau disiapkan oleh QS ini biasanya mencakup seluruh komponen dari suatu proyek dari mulai pekerjaan tanah sampai dengan pekerjaan furnitur, termasuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. Di beberapa negara BQ untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal biasanya dibuat oleh Perencana Mekanikal dan Elektrikal.

Di dalam dokumen lelang QS juga menyiapkan persyaratan administrasi dan persyaratan kontrak, yang akan menjadi aturan main dari lelang suatu pekerjaan. Dengan keahliannya di bidang kontrak ini, QS memang dipercaya untuk menyiapkan, mengatur dan mengelola kontrak konstruksi oleh Pemberi Tugas. Adapun syarat-syarat kontrak ini biasanya diambil dari standar-standar international yang berlaku, seperti JCT, FIDIC, ACA, IFC, ICE dll. Namun demikian standar-standar internasional tersebut tidak dengan bulat-bulat digunakan, karena pada dasarnya standar tersebut dibuat berdasarkan hukum yang berlaku di negara pembuatnya, sehingga jika kita hendak menggunakannya, beberapa penyesuaian harus dilakukan. Penyesuaian tersebut biasanya dibuat mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia dan menyesuaikan juga dengan aturan main yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor. Adalah tugas QS untuk terus berusaha menyeimbangkan isi kontrak tersebut atas kepentingan ke dua belah pihak. Syarat kontrak yang terlalu berat kepada Pemberi Tugas akan mengakibatkan beban resiko kontraktor yang lebih besar dan untuk itu kontraktor akan menyiapkan tunjangan untuk mengantisipasi resiko tersebut, sehingga pada akhirnya akan membebani harga penawarannya. Begitu juga sebaliknya syarat kontrak yang terlalu berat kepada kontraktor akan memberikan Pemberi Tugas ketidak pastian, baik dalam hal finansial maupun kekuasaannya atas kontraktor. Hal inilah yang menjadikan QS menggunakan standar-standar yang tersedia, karena standar kontrak tersebut telah disusun oleh beberapa pihak yang berkompeten dalam bidangnya, antara lain organisasi Pemberi Tugas, organisasi kontraktor, organisasi profesi (Arsitek, QS, Perencana dll.) dan dari kalangan pemerintah tempat standar itu dibuat. Dengan demikian standar-standar tersebut minimal telah mengakomodir kepentingan pihak-pihak penyusunnya secara seimbang.

Demikianlah hal-hal utama yang dilakukan QS dalam kaitannya dengan proses dokumentasi. Adapun akhir dari proses dokumentasi ini adalah dengan dikeluarkannya laporan evaluasi lelang yang akan dimasukkan ke Pemberi Tugas sebagai bahan pertimbangan Pemberi Tugas untuk menentukan pemenang lelang.

3. Administrasi kontrak

Seperti dijelaskan di atas bahwa QS mempersiapkan syarat-syarat kontrak, maka pada tahap pelaksanaan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak menjadi bagian dari jasa QS yang diberikan kepada Pemberi Tugas. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak ini adalah dimulai dari masa pelelangan pekerjaan, masa pelaksanaan pekerjaan dan masa penyelesaian pekerjaan.

Pada masa pelelangan QS, selain menyiapkan dokumen lelang, mengatur tata cara pelelangan, mengeluarkan risalah-risalah rapat pelelangan, mengikuti rapat-rapat klarifikasi lelang, mengikuti proses negosiasi dan diakhiri dengan pembuatan evaluasi lelang yang akan diberikan kepada Pemberi Tugas sebagai bahan pertimbangan pemilihan kontraktor. Selain itu QS juga memberikan evaluasi dan rekomendasi atas sistim Procurement yang akan digunakan oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan proyeknya tersebut. Yang dimaksud dengan sistim Procurement di sini adalah sistim manajemen pelaksanaan proyek, apakah menggunakan sistim tradisional (Main Contractor), Design and Build, Manajemen Konstruksi, Manajemen Kontraktor, Project Manager dll. Pemilihan sistim Procurement ini harus dibicarakan dengan seksama oleh QS dan Pemberi Tugas dengan mempertimbangkan prioritas Pemberi Tugas. Dari prioritas tersebut kemudian dianalisa untuk dicarikan sistim yang tepat untuk digunakan pada suatu proyek.

Pada masa pelaksanaan, QS melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan administrasi kontrak yang berupa pembayaran berkala (Interim Valuation), memeriksa tagihan dan klaim-klaim kontraktor yang berkaitan dengan kerja tambah-kurang, membantu dokumentasi instruksi-instruksi lapangan, menentukan status kontraktor secara kontraktual dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah administrasi. Selama masa ini seringkali QS dimintai bantuan oleh Manajer Proyek atau Manajemen Konstruksi atau siapapun Pengelola proyek untuk memberikan masukkan mengenai langkah-langkah yang sesuai dengan kontrak jika terjadi sesuatu perselisihan atau perbedaan pendapat antara Kontraktor dan Pengelola Proyek. Hal-hal tersebut adalah merupakan bagian dari keahlian QS yang berkaitan dengan kontrak.

Hal lain yang tidak kalah penting pada masa pelaksanaan ini adalah pembuatan laporan keuangan atas kondisi pelaksanaan proyek. Laporan ini biasanya dibuat secara periodik sebagai kontrol Pemberi Tugas atas komitmen finansialnya. Jika terjadi pekerjaan tambah-kurang yang terlalu banyak, yang tentu saja akan mempengaruhi biaya pembangunan secara keseluruhan, hal ini harus dilaporkan kepada Pemberi Tugas agar langkah-langkah antisipatif dapat dilakukan. Jika hal itu terjadi, maka adalh tugas Manajer Proyek atau Manjemen Konstruksi atau siapapun Pengelola Proyeknya untuk sedapat mungkin mengembalikan keadaan tersebut ke jalur yang telah disepakati, dalam hal ini adalah anggaran yang telah disepakati. Hal tersebut dapat berupa adanya penghematan di beberapa pos pekerjaan ataupun penggantian beberapa material sehingga didapat penghematan.

Pada akhir proyek, tugas utama QS adalah menyaipkan perhitungan akhir (Final Account) proyek. Perhitungan akhir ini akan melibatkan perhitungan kembali kontrak awal kontraktor, tagihan pekerjaan tambah-kurang, tagihan-tagihan antar kontraktor, kontra klaim dan denda-denda. Hal-hal tersebut harus dibicarakan dan disetujui oleh kontraktor dan Pemberi Tugas, sehingga harga akhir proyek dapat ditemukan dan dibayarkan. Pada akhir proyek ini pula QS seringkali dimintakan bantuannya oleh Pengelola Proyek untuk menyiapkan Serah Terima Pekerjaan, baik dari segi format serah terimanya maupun dari status pekerjaan tersebut. Demikianlah secara garis besar fungsi administrasi QS pada masa pelaksanaan pekerjaan sampai diserahkannya pekerjaan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas.

4. Arbitrasi

Dengan kemampuannya dan pemahamannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak, QS dapat ditunjuk sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan masalah antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor atau antara Kontraktor dengan para Sub-Kontraktornya. Arbitrator yang dimaksud di sini adalah tindakan pendahuluan penyelesaian masalah sebelum dilimpahkan ke pengadilan atau Badan Arbitrasi Nasional (BANI).

Di dalam standar kontrak JCT, hal ini dimungkinkan. Jika terjadi perselisihan antara pihak-pihak yang mengikat kontrak maka kedua belah pihak dapat menunjuk seorang atau institusi independen yang akan bertindak sebagai penengah dalam menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut. Biasanya, orang atau institusi yang ditunjuk tersebut adalah QS. Hal ini disebabkan karena alasan yang disebutkan di atas, selain untuk mempercepat proses penyeleaian masalah atau perselisihan. Jika melalui jalur pengadilan atau BANI hal ini tidak dapat diselesaikan secara cepat. Cepatnya penyelesaian masalah seringkali diperlukan karena, biasanya perselisihan tersebut menyangkut masalah keuangan atau ada sangkut pautnya dengan uang, jika terlalu lama diselesaikannya akan berakibat kepada makin lamanya uang atau tagihan yang diperselisihkan tersebut menjadi beban bagi kedua belah pihak.

Dalam kaitannya dengan arbitrasi ini, dalam beberapa kasus, QS juga dapat ditunjuk sebagai Saksi Ahli (Expert Witness) dalam suatu penyelesaian suatu kasus perselihan atau perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang mengikat kontrak yang telah diajukan atau diproses di pengadilan. Sebagai saksi ahli, QS dapat memberikan pendapatnya mengenai masalah yang terjadi. Hal inilah yang membedakannya dengan saksi biasa, yang secara hukum hanya boleh menyatakan fakta.

Dalam prakteknya, di negara asalnya, banyak QS maupun perusahaan jasa QS yang mengkhususkan diri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah arbitrasi atau hal-hal yang bersifat hukum kontrak.

Demikianlah tugas dan fungsi QS secara tradisional berdasarkan keahlian dasarnya. Di Indonesia sendiri fungsi dan peranan QS, selama ini baru sampai pada taraf perencanaan dan pengendalian biaya. Hal itulah yang terlintas di benak para praktisi konstruksi jika disebutkan profesi QS. Hal-hal lain yang dapat dikerjakan oleh QS, seperti digambarkan di atas, seringkali masih rancu atau tersamar dengan sistim pengelolaan proyek yang banyak digunakan di Indonesia, seperti sistim Manajemen Konstruksi, Rancang Bangun dll. Profesi ataupun jasa QS sendiri di Indonesia kebanyakan masih digunakan oleh para Pengembang atau Pemberi Tugas swasta, terutama jika Pemberi Tugasnya meminjam uang dari Bank (asing) untuk menjalankan proyeknya.

Untuk proyek-proyek pemerintah jarang menggunakan jasa QS. Namun secara tidak langsung jasa QS juga digunakan yaitu melalui institusi BAPPENAS atau BAPPEDA. Di dalam BAPPENAS proyek-proyek dilihat kelayakannya, baik dari segi finansial, teknis dan sosialnya. Apa yang dilakukan di sana sebenarnya tidak jauh dari apa yang dilakukan QS pada suatu proyek swasta pada tahap-tahap awal perencanaan. Fungsi pengendalian biaya, yang merupakan salah satu fungsi QS, pada proyek pemerintah akan dilakukan oleh BPKP ataupun BPK. Sedangkan fungsi administrasi kontrak biasanya dijalankan oleh tim proyek, yang dikepalai oleh seorang Kepala Proyek.

III. PENGEMBANGAN PERAN QS

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di bidang konstruksi, baik yang berkaitan dengan teknologi maupun manajemen sekarang ini, maka peran dan fungsi QS juga turut berkembang. Hal ini tertuang dalam suatu laporan yang dibuat oleh RICS mengenai pengembangan profesi QS di masa datang. Dalam laporan tersebut fungsi QS dijabarkan lebih jauh bahwa ‘Profesi QS telah berkembang atau telah mengembangkan keahliannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan tenaga kerja, pengendalian sumber daya dan penilaian atas pengaruh waktu dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Selain itu profesi QS juga sudah meluaskan pengaruhnya ke dalam bidang-bidang kontraktual, pekerjaan sipil dan industri, pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan manajemen proyek’.

Perubahan atau pengembangan peranan QS ini banyak dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan para Pemberi Tugas akan suatu proses pembangunan, selain juga dengan meningkatnya level kompetisi diantara mereka. Hal ini berakibat pada makin kritisnya Pemberi Tugas dalam memperhitungkan keuntungan komersialnya dalam membangun sebuah proyek. Pemberi Tugas makin sadar akan perlunya membangun dengan cara yang benar, cepat dan efisien baik dalam arti ekonomi, teknis, kualitas dan waktu. Jika mereka mebangun suatu proyek dengan jangka waktu yang terlalu lama, maka mereka akan ketinggalan momentum dari suatu trend yang ada pada saat itu. Jika mereka membangun dengan biaya pembangunan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan komersial mereka atau makin lamanya modal mereka dapat kembali. Demikian juga jika mereka membangun dengan kualitas yang terlalu tinggi, maka pasar yang akan didapat dari produk mereka akan sangat terbatas, yang pada akhirnya akan berakibat pada pendapatan mereka. Dari segi manajemen, pengembangan fungsi QS banyak dipengaruhi oleh makin perlunya suatu proyek dikerjakan secara cepat sehingga hasil yang didapat juga lebih cepat. Dengan persyaratan tersebut, QS mencoba membuat suatu terobosan sedemikian sehingga proses perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek dapat dipercepat. Percepatan tersebut dimungkinkan karena makin berkembangnya teknologi konstruksi dan makin berkembangnya kemampuan para pengelola dan pelaksana konstruksi.

Dari sisi profesi QS sendiri pengembangan atau lebih tepatnya pemenuhan tuntutan Pemberi Tugas tersebut membuat para QS untuk mencoba mengembangkan keahlian dasarnya di bidang hukum, ekonomi, manajemen dan metodologi. Dengan keahlian dasarnya tersebut QS mencoba membuat suatu turunan-turunan keahlian dengan lebih mengkombinasikan kemampuan dasar mereka. Beberapa peranan baru yang dapat dijalankan oleh QS dengan mengkombinasikan kemampuan dasar mereka adalah antara lain :-

1. Penilai Pembangunan (Development Appraisal)

Bidang ini dimulai pada saat awal sekali dari suatu proses pembangunan, yaitu pada tahap ‘Inception’ dan/atau Studi Kelayakan. Adapun yang dimaksud dengan Development Appraisal ini adalah suatu perhitungan yang melibatkan unsur pendapatan (income), pengeluaran (outcome) dan keuntungan (profit). Dalam perhitungan ini pendapatan Pemberi Tugas haruslah sama dengan pengeluarannya ditambah keuntungan. Dalam perhitungan ini ketiga unsur (pendapatan, pengeluaran dan keuntungan) dibuat seimbang. Jika pengeluaran lebih besar dari apa yang diasumsikan, maka dengan sendirinya keuntungan akan berkurang atau unsur pendapatannya yang harus ditingkatkan untuk menutup ekstra pengeluaran. Begitu juga jika pendapatannya melebihi asumsi yang dipakai, maka keuntungan yang akan didapat akan lebih besar dari asumsi yang diambil atau unsur pengeluaran dapat ditambahkan nilainya.

Keperluan akan laporan ini berangkat dari pentingnya Pemberi Tugas memperhitungkan waktu pengembalian investasi mereka, selain juga dengan makin banyaknya hal-hal lain yang harus diperhitungkan sebelum keputusan untuk membangun diambil (seperti masalah inflasi, bunga bank, hukum, pemasaran dll). Seperti diketahui pengembalian investasi di bidang konstruksi tidaklah secepat di bidang lainnya, karenanya perhitungan yang matang mengenai pengelolaan investasinya haruslah dilakukan sebaik dan secermat mungkin. Dengan keahliannya di bidang biaya konstruksi, QS dapat membantu Pemberi Tugas dalam menentukan nilai pengeluaran dalam persamaan di atas. Dalam suatu proyek konstruksi pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan nilainya cukup besar, karenanya masukan dari QS di awal proses perencanaan sangat berarti bagi Pemberi Tugas dalam menyelesaikan atau mengambil keputusan akan proses selanjutnya dari pembangunan suatu proyek konstruksi. Secara teoritis QS dapat membuat laporan ini, namun secara institusional RICS tidak membenarkan QS melakukan ini. Namun dalam prakteknya QS banyak terlibat dalam pembuatan laporan ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung (seperti memberi masukkan pada konsultan lainnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan biaya konstruksi, building economics, finansial, kontraktual dll). Laporan ini biasanya dibuat atau dikeluarkan oleh seorang Valuation Surrveyor. Seorang Valuation Surveyor berasal dari divisi General Practise dari RICS. Di Indonesia Valuation Surveyor banyak bernaung di bawah perusahaan seperti Jones Lang LaSalle, Colliers Jardine, Knight Frank Balieu dll.

Di bidang ini, yang merupakan pengembangan kemampuan dasar QS, banyak QS atau perusahaan QS yang mencoba memberikan jasa ini sebagai jasa tambahan dari apa yang biasa diberikan kepada Pemberi Tugas.

2. Pendanaan Pembangunan (Developer’s Finance)

Sekarang ini para Pengembang atau Pemberi Tugas banyak menggunakan dana yang ukan berasal dari bisnisnya, melainkan berasal dari pinjaman Bank atau badan-badan pemberi pinjaman lainnya. Dana-dana tersebut ada yang dipinjamkan secara jangka panjang maupun jangka pendek. Pencarian dana ini oleh Pemberi Tugas sering dilakukan sejalan dengan tahap awal dari proses perencanaan dan karenanya, untuk keperluan pencarian dana ini, QS sering dilibatkan terutama dalam pembuatan aliran dana (cash flow) dari proyek tersebut. Jasa QS sering diminta karena biasanya Bank meminta perhitungan biaya pembangunan atau aliran dana, yang merupakan dasar pemberian pinjaman, itu dibuat atau dikeluarkan oleh institusi yang independen dan profesional, bukan dari internal Pengembang atau Pemberi Tugas. Dengan keahliannya di bidang ekonomi konstruksi, QS diharapkan dapat membuat suatu aliran dana yang meyakinkan dan menarik sehingga pinjaman tersebut dapat diberikan oleh Bank peminjam.

Untuk membuat aliran dana tersebut meyakinkan dan menarik QS harus mengerti hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan sistim penjualan sehingga dalam aliran dana tersebut dapat terlihat kapan Pemberi Tugas mulai mendapatkan pemasukkan (hal ini penting karena akan memberikan nilai lebih bagi Bank peminjam dalam memberikan pinjamannya). Hal-hal seperti sistim Leasing, Timeshare, Sale and Leaseback harus benar-benar dipahami oleh QS sehingga pembuatan aliran dana tersebut akan sangat menarik bagi Bank peminjam.

3. Loss Adjuster

Dengan keahliannya dalam bidang penilaian bangunan atau biaya konstruksi QS sering dimintakan bantuannya oleh para Loss Adjuster dalam menilai suatu bangunan. Penentuan nilai bangunan tersebut berguna bagi asuransi untuk menentukan besarnya premi asuransi ataupun besarnya ganti rugi yang dapat diberikan.

4. Manajer Proyek

Dengan kemampuannya dan keahliannya di bidang administrasi kontrak dan manajemen proyek, QS atau perusahaan jasa QS sering melaksanakan peran sebagai Manajer Proyek. Sebagai Manajer Proyek QS, yang pada dasarnya sangat paham akan tahapan-tahapan perencanaan, diharapkan dapat mengendalikan para perencana dalam melaksanakan perencanaan selain tentunya juga mengendalikan biayanya. Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak QS diharapkan dapat mengendalikan kontraktor secara penuh, baik dari sisi waktu pelaksanaan maupun biaya pelaksanaan.

5. Facility Manager

Pengembangan lain dari kemampuan manajemen, estimasi biaya dan masalah kontraktual, QS dapat berperan sebagai Facility Manager. Yang dimaksud dengan Facility Manager adalah seorang manajer yang bertugas untuk menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan oleh operasional suatu perusahaan agar dapat melakukan operasinya. Segala fasilitas yang diperlukan dari mulai penyediaan lahan sampai ke peralatan operasional adalah merupakan tanggung jawab seorang Facility Manager. Dengan kemampuan estimasinya, QS dapat membuat suatu perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengadakan bangunan, tanah maupun peralatan operasional lainnya. Dengan kemampuan kontraktual yang dimilikinya QS dapat membuat suatu standar perjanjian pembelian, penyewaan dll. Dengan kemampuan manajemennya QS dapat membuat suatu prosedur yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Facility Manager biasa digunakan oleh perusahaan yang mempunyai divisi operasional yang cukup besar seperti perusahaan ritel, perusahaan waralaba, perusahaan pertambangan dll.

6. Manajer Perawatan

Perawatan suatu bangunan memerlukan suatu perkiraan biaya yang cukup akurat, karena akan mempengaruhi biaya operasional. Selain itu pemahaman yang baik mengenai konsep biaya total (total cost) juga sangat diperlukan untuk dapat menjadi seorang Manajer Perawatan yang baik. Dua hal tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu keahlian QS. Konsep Total Cost dikenal sebagai konsep Life Cycle Costing di QS. Konsep tersebut membahas total biaya yang diperlukan jika kita menggunakan suatu barang. Perhitungan Total Cost tersebut akan melibatkan biaya awal, biaya operasional, biaya perawatan dan nilai sisa suatu barang. Hal ini sangat diperlukan untuk membuat pilihan atas beberapa barang yang diperlukan untuk perawatan suatu bangunan ataupun suatu peralatan.

Dengan kemampuannya itu banyak QS atau perusahaan jasa QS yang bergerak dalam bidang perawatan bangunan. Dampak lain yang bisa didapat dari pengkhususan diri di bidang perawatan ini adalah kemungkinannya menjadi konsultan pajak dalam arti perhitungan nilai kena pajak.

Demikianlah beberapa bidang yang dapat dijalani oleh QS sebagai akibat dari pengembangan kemampuan atau keahlian dasarnya. Sebenarnya banyak hal lagi yang dapat dikerjakan oleh QS sebagai pengembangan dari jasa yang dapat diberikan kepada Pemberi Tugas, baik itu secara khusus dimintakan atau sebagai ekstra jasa. Hal seperti perhitungan fixed assets dari suatu perusahaan, pembuatan sistim akunting proyek dan lain-lain hal yang berkaitan dengan estimasi biaya, masalah kontrak konstruksi maupun administrasi kontrak. Hal lain yang dapat dilakukan oleh QS dalam pengembangan keahlian dasarnya adalah, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, adalah pengembangan di bidang informasi teknologi. Perpaduan antara teknik komputer dengan kemampuan QS dapat menghasilkan suatu sistim cost data yang dapat digunakan secara mudah. Hal ini akan membantu, tidak hanya QS saja akan tetapi para Perencana lainnya, dalam pembuatan estimasi suatu proyek di masa mendatang.

IV. HUBUNGAN QS DAN PERENCANA

Secara struktural, dalam organisasi proyek, posisi QS adalah setara atau setingkat dengan para Perencana lainnya seperti Arsitek, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal dan Elektrikal, Perencana Interior dll. Secara kontraktual posisi QS juga sama dengan para Perencana lainnya yang mengikat kontrak secara langsung dengan Pemberi Tugas. Hal ini biasa terjadi pada proyek-proyek swasta.

Dalam pelaksanaan suatu proyek QS secara kolektif dengan para Perencana lainnya berusaha mewujudkan apa yang diinginkan oleh Pemberi Tugas secara optimal. Dari segi kronologis perencanaan QS dapat ditunjuk di awal sekali dari suatu perencanaan, yaitu pada tahap Inception. Jika ini terjadi maka QS akan cukup berperan dalam menentukan garis besar perencanaan (Outline Design) karena di awal perencanaan QS sudah memberikan suatu batasan biaya pembangunan yang dapat digunakan sedemikian sehingga Perencana harus membatasi juga desainnya. Namun di Indonesia, QS seringkali ditunjuk setelah tahap Schematic Design. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena pada tahap itu desain telah disetujui Pemberi Tugas sehingga QS tidak bisa memberi masukkan akan masalah design efficiency.

Walaupun secara struktural dan kontraktual posisi QS setara dengan para Perencana lainnya, namun karena bidang yang dikerjakan oleh QS berkaitan dengan anggaran biaya proyek maka seringkali dalam memberikan laporan yang berkaitan dengan biaya informasi tersebut tidak tersebar kepada para Perencana lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga independensi QS sehingga tidak terpengaruh oleh kepentingan apapun. Tetapi untuk beberapa kasus, terutama yang berkaitan dengan telah terlampauinya target anggaran yang disebabkan oleh pengembangan perencanaan yang terlalu besar, hal ini akan diberitahukan kepada Perencana yang bersangkutan. Karena hal ini pula seringkali QS dianggap sebagai cost cutter dari perencanaan yang coba dikembangkan oleh Perencana. Anggapan ini sebenarnya agak salah, karena apa yang dilakukan QS sebenarnya adalah membatasi pengembangan desain yang terlalu berlebihan yang telah melebihi target anggaran yang dimiliki oleh Pemberi Tugas. Jika hal ini terjadi dan, menurut Perencana, pengembangan tersebut tidak bisa dihindari maka QS harus memberi tahu Pemberi Tugas untuk menyiapkan dana tambahan untuk mengakomodasikan keinginan Perencana tersebut atau QS harus dapat mencarikan dana ekstra dari bagian desain lainnya.

Karena QS hanya memberikan laporan langsung kepada Pemberi Tugas seringkali QS mempunyai hubungan yang lebih eksklusif dibandingkan Perencana lainnya. Namun, sebenarnya, masalahnya bukanlah seperti itu. QS dapat saja memberitahukan apa yang diberikan kepada Pemberi Tugas, asalkan diperbolehkan oleh Pemberi Tugas karena informasi yang diberikan kepada Pemberi Tugas adalah sepenuhnya milik Pemberi Tugas. Jadi jika ada informasi yang berkaitan dengan anggaran yang harus diberi tahukan kepada Perencana lainnya hal itu adalah sepenuhnya hak Pemberi Tugas. Hal ini harus benar-benar dipahami oleh QS untuk menjaga independensi dan kredibilitasnya.

Pada proyek pemerintah posisi QS sedikit berbeda, karena biasanya QS disewa atau dikontrak bersama dengan Arsitek. Jadi secara kontraktual QS akan mengikat kontrak dengan Arsitek dan Arsitek akan mengikat kontrak dengan Pemberi Tugas. Namun demikian tugas-tugas QS harus tetap dilaksanakan secara independen dan profesional tanpa terpengaruh kepentingan Arsitek atau Perencana lainnya. Posisi QS yang berada di dalam Arsitek ini terjadi karena berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku tugas-tugas QS tercakup sebagai bagian dari pekerjaan atau jasa Arsitek.

Pada sistim Rancang Bangun (Design and Build), posisi QS dan Perencana lainnya akan berada di bawah struktur organisasi kontraktor. QS dan Perencana lainnya akan mengikat kontrak dengan kontraktor sebagai bagian dari paket perencanaan yang ditawarkan kepada Pemberi Tugas. Namun demikian, sering kali, Pemberi Tugas juga mempunyai QS atau Perencananya sendiri yang akan bertugas sebagai penilai dari penawaran yang diajukan oleh kontraktor. Walaupun secara struktural posisi QS berada di dalam organisasi kontraktor, namun QS harus tetap menjaga independensinya tanpa terlampau banyak terpengaruh kepentingan kontraktor. Hal ini akan sangat membantunya dalam menjaga kredibilitasnya.








Apa itu Quantity Surveyor..?

Pada masa dulu, biaya konstruksi belum dapat dihitung, dan baru diketahui jumlah nilainya setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai. Kemudian para teknisi berupaya untuk membuat rencana perhitungan biaya, tetapi masih selalu meleset dari kenyataan yang terjadi. Dari pihak Owner selalu tidak puas terhadap estimasi yang dilakukan, karena selalu meleset jauh, dilain pihak para Kontraktor juga memerlukan perhitungan biaya yang akurat, dalam rangka menjamin harga penawaran yang mereka ajukan pada owner. Sejak itu mulai terpikirkan profesi keahlian menghitung biaya proyek, yang akhirnya terbentuklah sebuah profesi yang disebut Quantity Surveyor, yang tugas utamanya adalah menyangkut biaya proyek. istilah Quantity Surveyor sendiri di Indonesia relatif belum lama dikenal, tetapi bukan berarti fungsinya tidak dilakukan, namun dengan istilah lain yaitu yang sering disebut sebagai ”estimator”.
Istilah QS datang dari Inggris termasuk negara-negara anggota Commonwealth, yang akhirnya meluas sebagai suatu profesi yang diakui secara Internasional. Oleh karena itu tidak ada salahnya bila kita juga mengadop profesi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi para estimator kita.
Definisi Quantity Surveyor
Menurut Australian Institute of Quantity Surveyor (AIQS): Quantity Surveyor adalah salah satu dari Tim penasehat professional dalam industri konstruksi, (juga disebut Construction Economists, Construction Cost Managers, Cost Consultans, Cost Engineers, Estimators) yang memiliki keahlian yang meliputi:

o Melakukan estimate and monitoring construction cost dari tahap awal sampai tahap akhir (termasuk menyiapkan Bill of Quantities)
o Menyelengggarakan tender
o Menetapkan type kontrak (termasuk menetapkan pasal khusus yang diperlukan)
o Menghitung pengurangan pajak konstruksi
o Menghitung nilai klaim asuransi dan claim konstruksi
o Menjalankan mediasi dan Arbitrase dalam suatu sengketa konstruksi.

Peran Quantity Surveyor
Sesuai dengan definisi tersebut diatas, maka peran seorang Quantity Surveyor, selama tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap Feasibility Study :

o Memberikan saran/nasehat kepada Owner (pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh kebutuhannya melalui bangunan, dengan biaya yang paling efisien (ekonomis)

Tahap Design :
o Melakukan Value Engineering terhadap design yang ada, untuk dapat menekan biaya proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi
o Mempersiapkan Bill of Quantities
o Menetapkan spesifikasi teknik dari proyek
o Menyusun Cost Budget (Owner estimate)

Tahap Procurement/Pengadaan:

o Menyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender, termasuk menyarankan jenis kontrak, atau pasal yang bersifat khusus.
o Menyelenggarakan pra qualifikasi/tender, dan termasuk mengevaluasi hasil nya (peran Q.S untuk kontraktor pada tahap ini adalah menghitung penawaran tender, yang paling kompetitif)

Tahap Construction (pelaksanaan proyek)
o Menilai progress pekerjaan untuk pembayaran
o Menghitung final measurement

Tahap Pasca Construction

o Menghitung pekerjaan tambah/kurang, termasuk menghitung unit price pekerjaan baru
o Menghtiung pajak-pajak Konstruksi
o Menghitung nilai eskalasi proyek
o Menghitung claim konstruksi/asuransi
o Menyelesaikan sengketa konstruksi melalui mediasi /arbitrase

Pelayanan / Jasa Quantity Surveyor

Menurut Australian Institute of Quantity Surveyor, lingkup pelayanan Quantity Surveyor meliputi pelayanan dalam bidang-bidang sebagai berikut:

Financial Advisor:

o Mempersiapkan budget untuk membangun proyek
o Memberikan saran kualitas bangunan sesuai dengan budget
o Mempersiapkan dokumen kontrak (seperti Bill of Quantities dan dokumen cost contol)
o Memberikan rekomendasi tipe kontrak, dan proses pelaksanaan untuk mencapai budget dan waktu yang ditetapkan .
o Mempersiapkan perhitungan tax depreciation (pengurangan pajak)

Construction Advisor:
o Memberikan saran alternatif penggunaan material dalam perhitungan biaya proyek
o Memberikan saran construction methods, dalam perhitungan biaya proyek
o Memberikan saran tentang efek site condition terhadap budget
o Memberikan saran tentang feasibility

Contract Administrator:

o Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Konsultan
o Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Kontraktor
o Memberikan saran tentang sesuatu hal yang menyangkut kontrak (seperti pembayaran, perubahan skope pekerjaan, perubahan pekerjaan, klaim, dan final accounts)

Knowledge Base Quantity Surveyor

Dengan memperhatikan definisi, peran dan lingkup pelayanan Quantity Surveyor, maka seorang Quantity Surveyor, harus memahami beberapa ilmu pengetahuan tentang hal-hal sebagai berikut:

1) Construction Philosophy
2) Construction Cost, yang meliputi: Cost estimate, cost budget, dan cost control (termasuk perhitungan pajak)
3) Construction schedule
4) Construction Method
5) Construction Risk
6) Construction Resources
7) Construction Procurement
8) Contract Administration
9) Arbitration (bila diminta untuk menyelesaikan sengketa)

Kedalaman penerapan sembilan knowledge base tersebut dalam menjalankan fungsi quantity surveyor, akan menunjukkan tingkat kualifikasi dari seorang Quantity Surveyor, yang pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan kualifikasi, yaitu level 4, level 5, dan level 6 (dimana level 1, 2, dan 3 disediakan untuk tingkat ketrampilan).

Seseorang dapat dinyatakan sebagai Quantity Surveyor ahli, dengan level tertentu (4, 5, atau 6), bila yang bersangkutan telah memiliki unit-unit kompetensi yang ditetapkan, dan menguasai elemen-elemennya, serta dapat diukur unjuk kerjanya dengan cara tertentu.


Monday 21 September 2015

secuil kisah mahasiswa teknik sipil


 sebelumya gue harus bercerita lebih dahulu apa itu teknik sipil. Teknik Sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, mambangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. (Keren gak tuh teknik sipil ) dan gue adalah bagian dari jurusan ini hehe. gue adalah mahasiswa teknik sipil di salah satu kampus swasta di jakarta. sampai tulisan ini di buat gue telah melewati beberapa semester di jurusan ini.


banyak yang bilang kuliah di jurusan ini tuh neraka. mereka yang nganggep kalo mereka itu salah jurusan dan setelah gue pahami mungkin ini alasan alasannya,

pertama ya jelas teknik sipil minim cewek mungkin bagi sebagian orang salah satu penyemangat untuk kuliah itu adalah adanya cewek-cewek yang enak diliat. di teknik sipil bukan ga ada cewenya ada tapi jarang banget hehehehe Kalian tau apa cita-cita terpendam mahasiswa teknik sipil? Ya bener Kuliah dijurusan Ekonomi, iya cita-cita kami sangat cetek!
Jadi kalo kalian melihat cowok jalan berpegangan tangan, itu belum tentu homo, jangan-jangan mereka mahasiswa teknik sipil, maklumilah mereka.

yang kedua takut sama matematika dan fisika untuk alasan pertama kita bisa aja anulir itu sebagi sebuah masalah besar. tapi kalo hal yang satu ini lo alamin berarti fix.. teknik sipil adalah neraka buat lo hehe

ketiga pasti aja tugasnya. Sumpah kalo udah mau ujian teknik sipil itu kayaknya kuliahnya 24 jam, 6 jam di kampus, 20 jam dirumah apalagi bagi gue mahasiswa karyawan mungkin bisa sambil ngitung kerjaan masih harus diselingin sama itungan rumus rumus tugas kuliah hehe apalagi kalo udah bahas analisa struktur mungkin dosennya bakal ngasih soal yang hanya tiga baris, tapi jawabannya bisa setebal novel Ayat-ayat Cinta. hahaha sampe sampe belom lama ini ada makhluk dari sipil bikin status di bbm gini 
"semoga deretan angka angka tak mengusik indahnya senja"




ini alasan yang paling pamungkas men haha jomblo. Yup, ini dia penderitaan diatas penderitaan, udah populasi cewek di kampus sipil minim, diluar jurusan yang lain juga susah, kenapa bisa? Karena rata-rata cowok Sipil itu gak romantis, kurang rasa humor kalo ke cewe (kecuali gue tentunya) mungkin cuma di jurusan ini kelak nanti kalo wisuda udah mirip mirip sama ambil rapot soalnya cuma bareng sama ORTU *eeehhh hehe


tapi jangan khawatir buat lo yang mau masuk teknik sipil atau cewe yang punya cowo atau mau jadian sama anak sipil dan kebetulan baca postingan gue. ini dia hal yang bakal lo dapetin kalo kuliah maupun punya pasangan di jurusan ini


Waktu Kuliah, Anak Teknik Boleh Kelihatan Kumal dan Kucel. Tapi Habis Lulus Nanti… Jaminan Mapan!

penampilan anak Sipil semasa kuliah itu kalah kece dibandingkan mahasiswa Komunikasi atau Akuntansi. Tapi jangan salah, setelah lulus kuliah, anak Fakultas Teknik punya kesempatan untuk lebih mudah dapat pekerjaan yang bergaji besar.
Kebutuhan kerja bagi lulusan Teknik sipil memang selalu tinggi dari waktu ke waktu. Sudah bukan jadi hal yang asing buat mahasiwa Sipil untuk langsung bekerja setelah lulus. Kadang bukan mereka yang harus ribet cari kerja. Di universitas dengan Fakultas Teknik ternama, perusahaan bahkan membuat career day sendiri untuk menjaring para lulusan terbaik. Bukan cuma di perusahaan dalam negeri, gak jarang kita juga bisa diterima di perusahaan luar negeri yang dibayarnya pakai satuan dolar. Mau dapat pasangan yang bisa membangun kehidupan mapan tidak lama setelah lulus? Ya cuma sama anak teknik kalian bisa menggantungkan harapan! Loh kok promsi hehe

Belajar Di Fakultas Teknik Membentuk kita Jadi Orang Dengan Solidaritas Tinggi

Anak Teknik sipil identik dengan solidaritas nya Maka nggak heran, kalo hingga lulus dan bekerja pun ikatan sesama anak Teknik sipil dari universitas yang sama akan terjalin dengan erat.
Solidaritas yang besar ini juga ikut terbawa sampai dalam hubungan dengan teman yang sama-sama berjuang sebagai mahasiswa teknik. kalo sama teman aja anak sipil loyal, bisa bayangin dong betapa loyalnya gue eh anak sipil pada pasangan?

dan yang cukup penting adalah kenyataan bahwa anak teknik sipil adalah pekerja keras yang tetap punya waktu buat menggiati hobinya ini sikap idealis yang langka ga percaya? liat aja temen gue yang pertama ada di tulisan gue http://qsputraahmad.blogspot.co.id/2015/09/tentang-bagaimana-perjalanan-merubahmu.html dia dan gue tentunya adalah sosok idealis yang masih bisa travelling kemana pun di sela sela kesibukan. Pendidikan di Teknik sipil yang padat dan keras ditambah lagi pekerjaan kita masing masing tidak ayal membuat anak-anak Teknik sipil kehilangan banyak waktu untuk bersenang-senang. Namun, inilah uniknya anak Teknik sipil Sesibuk dan sepadat apapun jadwal kuliah, mereka tetap punya waktu untuk menggiati hobi demi menjaga kewarasan diri.


terlepas dari itu semua teknik sipil adalah jurusan yang gua pilih dan lama kelamaan semakin membuat gue jatuh cinta entah apapun itu gue mulai suka dengan yang namanya itung itungan.dan segala hal yang sejenis dengan itu bagi gue untuk terjun ke sebuah bidang yang dibutuhkan bukan pinter tapi niat dan pantang menyerah mengupayakan segalanya buat semua mahasiswa teknik sipil gue cuma mau bilang berbanggalah karena kita adalah tonggak pembangunan negeri ini haha di tangan kitalah kedepannya nanti negeri ini menggantungkan pembangunannya teruslah berkarya..













kamu..

Apa yang telah terjadi sampai hari ini tak pernah kurencanakan. Tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita. aku yang mencoba membuat kita sepakat untuk menjalin hati. Menumbuhkan perasaan. belajar satu sama lain. Aku berusaha memahami sifatmu yang masih asing untukku. dengan senang hati mencoba menerima duniamu. Hal yang barangkali jarang atau belum pernah aku temui sama sekali. Kita dua orang yang tak sehobi. Aku manusia yang tidak begitu suka dengan keramaian, manusia yang selalu merayakan pencapaian kecil di hidupnya di tempat tempat indah . Jika pun ingin menikmati waktu denganmu, aku lebih suka menghabiskan waktu berdua saja. Menikmati angin yang bertiup lembut. Atau menatap senja di ujung bukit yang tak begitu ramai. Sementara kamu lebih suka hal sebaliknya. Kamu suka hal-hal yang heboh, sesuatu yang meriah. Kamu suka tempat-tempat yang tidak membuatku nyaman sebelumnya.

Beberapa kali kita harus belajar keras saling memahami. Kamu belum paham duniaku. Aku juga tak begitu paham duniamu. Kita sempat berdebat hal-hal yang sebenarnya tak perlu kita debatkan. Tapi yang aku suka darimu, kamu mau belajar tenang. Meski kita belum menemukan pemahaman yang sama. aku sempat berharap Kamu mau belajar menerima duniaku. karena Itu alasan yang membuatku juga ingin belajar memahami duniamu. Hal-hal yang tak pernah kulalui sebelumnya. Meski pada akhirnya, aku menyadari satu hal penting untuk ku. Waktu telah menautkan hati ku. Hal yang aku harap esok akan kita jalani bukan tentang memahami duniaku saja, atau duniamu saja. Namun, kita harus belajar menciptakan dunia yang baru. Dunia kita.

Sebagai orang yang menekuni kegiatan hitung-menghitung bangunan dan bepergian sejak beberapa tahun lalu. Aku pernah berkeinginan menjatuhkan hati dengan dia yang sehobi denganku. Namun, Semesta seolah menuntun hati ini kepadamu. Bukan orang yang berkegiatan menekuni hitung-hitungan ataupun bepergian. Kamu malah menekuni kegiatan masak-memasak. Ya, kamu suka memasak untuk orang-orang. di hari itu kamu pernah berkata kepadaku. Memasak membuatmu merasa bahagia. Sama seperti aku. bepergian membuatku tidak menjadi orang gila. Sejak hari itu aku mengerti satu hal lagi. Terkadang, kita tidak butuh orang yang paham dunia kita. Orang yang sekegiatan dengan kita. Yang kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita. Yang mau sama-sama belajar saling memahami. Meski sebelumnya tidak tahu apa pun satu sama lain.

Kini aku telah sepakat dengan hati untuk tetap memperjuangkan apa yang sudah hati ini pilih. Meski beberapa kali tetap berdebat untuk hal-hal yang belum sepenuhnya aku pahami. Tak mengapa, itu wajar saja. Selama aku percaya satu hal. Sehebat apa pun kita berdebat, percayalah, rasa sayang yang aku punya jauh lebih besar dari itu. bantu aku untuk meyakinkan fikiran ini kalau kita akan tetap tumbuh sebanyak apapun perdebatan yang ada. Dulu, aku pernah membayangkan hidup dengan seseorang yang sama-sama cinta menghitung atau bepergian. Namun kini, aku selalu membayangkan, kelak saat aku bepergian ataupun menghitung. Ada seseorang yang menyediakan makanan untukku. Dan orang itu adalah kamu..

Thursday 17 September 2015

tentang bagaimana perjalanan merubahmu

ini adalah kisah kami manusia yang sedang memperjuangkan mimpinya masing masing yang selalu sibuk dengan rutinitas yang ada. kami yang selalu menyisihkan waktunya untuk mengunjungi tempat indah sebut saja kami 'penikmat alam'. dan tentang kami yang selalu berproses mencoba menikmati segalanya dari sudut yang kami yakini tapi cerita ini adalah tentang bagaimana perjalanan merobohkan semua keyakinan gue yang dulu pernah gue yakini.


inilah kami


manusia yang sedang memperjuangkan mimpinya hari demi hari. segalanya telah berlalu dan kita masih terus bareng bareng sampai saat ini. ribuan kali mungkin mentari kembali di peraduannya entah perjalanan mana yang mungkin bagi kalian berkesan tapi bagi gue semua yang kita lalui punya kesannya masing masing. 


dan ini adalah sang penulis A.K.A gue. manusia keras kepala mau menang sendiri dan ga punya toleransi. inilah realitanya dulu gue berfikir kalau segalanya yang menurut gue benar adalah harga mati tanpa ada toleransi, sampai manusia manusia ini dateng ngacak ngacak hidup gue dan mulai ngerubah mindset gue.


inilah manusia yang paling berperan dalam kisah kali ini seseorang yang menghadirkan pola fikir yang 180 derajat berbeda dari apa yang gue fikir manusia dengan idealismenya tapi penuh dengan toleransi awalnya gue fikir hal yang dia lakuin itu bodoh, bodoh banget sampai saat dia coba buat ngasih tau gua lewat hal yang ga pernah gua fikir sebelumnya, ya sebuah perjalanan sadar atau ngga yang dia lakukin sukses bikin gue berfikir kalo ternyata diluar sana masih ada manusia dan kopi yang sama hangat nya, tanpa pernah bicara orang ini bisa bikin gue yang individual mulai peduli sama orang lain. 



ini manusia ketiga yang hadir dalam cerita kali ini manusia yang memang gajelas yang hadir di hidup dan perjalanan perjalanan gue, manusia yang penuh dengan kritikan a.k.a hinaan hehehehe orang ini adalah penghibur yang luar biasa manusia dengan prinsip nya sendiri dan ketekunannya mungkin banyak yang bilang doi agak bodoh tapi bagi gue ketekunannya adalah hal yang paling penting. orang ini adalah jomblo akut yang bentar lagi bakal punya tambatan hati. hahaha orang yang sampai sekarang gue gatau visi hidup nya hehe yang gua tau saat ketemu dia adalah saat bergurau yang paling klimaks mungkin gue berfikir punya temen ga harus terus bicara hal yang dewasa dan orang ini adalah obat ketawa paling mujarab dia mungkin ga pinter ataupun penuh toleransi tapi bareng dia bikin segala hal bisa dibuat menjadi komedi








perjalanan sebuah kata yang dulu sangat asing di telinga gue dan sekarang menjelma menjadi cukup sakral mungkin ada beberapa orang yang telah melakukan perjalanan dan doi kembali tanpa ada kesan. bagi doi ini cuma edisi jalan jalan bareng keluarga. mereka masih bertingkah layaknya bocah melakukan segalanya semau mereka tapi bagi gue perjalanan ngerubah segalanya, cara gue bertoleransi berbaur dan mandiri, iya mandiri perlahan gue mulai merubahnya, gue gatau & gamau tau soal berapa lama lagi kita bisa bareng bareng, soal berapa perjalanan lagi yang bakal kita lalaui, gue cuma mau bilang makasih buat semuanya, buat segala hal yang udah kalian buat gua cuma mau menikmati saat ini. menikmati sang fajar yang muncul dari peraduannya di tempat tempat indah yang kita kunjungi. 


sorry buat yang ga kesebut profile nya tangan ane udah pegel nulisnya hehehe lain kali gue bakal posting edisi jalan jalan gue lebih detail hehe. sekian,,





Wednesday 16 September 2015

Aku Lelaki Yang Sedang Memperjuangkanmu

copy blog sebelah..

Sejak memilihmu aku belajar untuk percaya. Meski banyak hal terkadang mencoba membuat ragu. Namun aku paham, aku sudah menempatkanmu menjadi orang terpenting dalam hidupku. Seseorang yang dengan sungguh-sungguh kucintai. Seseorang yang kupaham tak sempurna, namun selalu berusaha memperbaiki diri. Itulah yang membuatku mencintaimu. Aku percaya, dalam hati terdalammu kamu adalah orang yang mengerti bagaimana mencintai. Kamulah yang ingin kujadikan rumah bagi semua pulangku. Dari awal, kamu tahu kita adalah dua orang yang saling meyakinkan satu sama lain. Hal yang membuat kita bisa bertahan sejauh ini.

Namun waktu tidak pernah bisa kita tebak. Terkadang perasaan diuji oleh hal-hal  yang tak pernah terbayangkan. Hal-hal yang membuat kita menjadi lemah dan seolah tidak kuat untuk saling mempertahankan. Padahal kita tidak selemah itu. Kita sama-sama tahu, kita akan selalu bisa saling menguatkan. Tapi hidup selalu punya hal-hal di luar dugaan. Tak mengapa jika tiba-tiba kamu meragukanku. Jika tiba-tiba kamu merasa aku bukanlah yang terbaik untukmu. Aku mengerti, banyak hal yang tak pernah bisa kubuat pasti. Yang aku tahu, aku hanya mampu berusaha sekuat kuatnya aku.

Sekarang tenangkanlah dirimu. Aku akan baik-baik saja. Ijinkan aku membuktikan padamu kesungguhan niatku. Aku akan memperbaiki diri. Aku akan rajin bekerja. Tidak usah beri janji menerimaku apa adanya jika itu berat untukmu. Sebagai lelaki aku paham, banyak yang harus aku penuhi. Aku hanya ingin kamu membiarkanku menjalankan kesungguhanku. Kelak jika apa yang sudah aku perjuangkan tak pernah memenuhi apa yang kamu inginkan. Mungkin aku memang tidak ditakdirkan untukmu. Aku sangat mengerti, aku tak bisa menjadi lelaki yang punya modal cinta saja. Tidak cukup memang.  Kita hidup di dunia nyata, semua butuh hal-hal yang dibeli dengan uang. Alasan mengapa aku harus bekerja.

Semoga segala usaha ini tidak sia-sia. Saat ini aku masih lelaki yang sedang berjuang. Memperjuangkan impianku. Memperjuangkan kamu. Melakukan hal-hal yang membuatku tetap bahagia. Semoga kelak, kamu adalah seseorang yang bersedia menjadi rumah menetapku. Seseorang yang bersedia bersamaku meski saat tua aku hanya mampu memberikan waktu padamu. Meski tidak semua impianmu ternyata terpenuhi walau aku sudah berjuang sepenuh hati. Sebab, aku hanya mampu memperjuangkan takdir, tapi tak pernah bisa memastikan kisah akhir. Apa pun yang terjadi, satu hal yang ingin kukatakan padamu; aku teramat mencintaimu.


Boy Candra | 01/08/2015

Tuesday 15 September 2015

PERAN QUANTITY SURVEYOR DI BIDANG KONSTRUKSI

PENDAHULUAN 
Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa proses pekerjaan besar, yaitu : Proses Perencanaan (Planning), Proses Pelaksanaan (Acting), dan Proses Pengawasan (Supervising). Dalam tahap perencanaan ini seorang Qunatity Surveyor (QS) bekerja.Quantity Surveyor adalah sebuah profesi yang sudah lama dikenal dan memperoleh kepercayaan di banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara persemakmuran (commomwealth), seperti di Malaysia namun di Indonesia profesi sebagai Quantity Surveyor hingga saat ini masih kurang dikenal secara luas. Hal ini disebabkan karena baik pemerintah maupun perusahaan swasta Indonesia sebagai pengguna jasa belum dan tidak merasa perlu menggunakan jasa Quantity Surveyor. Selain itu Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan masih beranggapan bahwa penggunaan jasaQuantity Surveyor masih sebatas sebagai alternatif pendekatan saja.
Sejak tahun 80’an jasa Quantity Surveyor mulai banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang dilaksanakan oleh swasta. Perkembangan penggunaan jasa Quantity Surveyortersebut dipengaruhi oleh berubahnya pendekatan pemberi tugas yang merasa penting untuk menghitung besarnya pengeluaran (a.l. biaya perolehan tanah, biaya konstruksi, perijinan, dll) sebelum memulai proyek dan untuk melaksanakan serta menyelesaikan proyek-proyek agar tidak melebihi pendapatan yang akan diperoleh. Selain itu yang membuat profesi Quantity Surveyorberkembang adalah semakin mengertinya para pemberi tugas akan konsep ‘Value for Money’ dalam mengembangkan proyek (Zulfi, 2009)[1].
Penyelenggaraan pendidikan Quantity Surveyor strata D3 di Indonesia telah dimulai pada tahun 2002, namun hingga saat ini jumlah profesional Quantity Surveyor di Indonesia masih belum cukup banyak untuk mememenuhi kebutuhan pembangunan fisik. Saat ini belum ada peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur keterlibatan profesi Quantity Surveyor dalam sebuah proyek pembangunan. Profesi Quantity Surveyor di negara tetangga kita Malaysia, cukup populer, mereka mensyaratkan keterlibatan Quantity Surveyor sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan untuk proyek dengan nilai mulai RM 1 million.
PENGERTIANQuantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan1.
Quantity Surveying adalah suatu bidang ilmu tentang ekonomi bangunan yang ada kalanya juga disebut Construction Cost Consulting.Menurut Royal Institution of Chartered Surveyor (RICS), profesi QS didefinisikan sebagai:
‘Profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan’[2]PERAN QUANTITY SURVEYORPeran Quantity Surveyor (QS) antara lain :
  1. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang ditetapkan oleh pemilik proyek (owner)
  1. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek
  1. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak.
Jasa Quantity Surveyor (QS) dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan good value for money kepada pemilik proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity Surveyor akan lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka seorangQuantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam membantu pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani aspek legal pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai ‘konsultan’ yang memberi saran tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan peraturan pemerintah yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan Keppres 80 tahun 2003 tentang kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit keahlian yang dituntut.
PRINSIP  KERJA QUANTITY SURVEYORPeran seorang Quantity Surveyor (QS) dalam suatu proyek dibagi dalam 2 tahap pekerjaan/fase, yaitu :
  1. Tahap Pra Kontrak
  1. Rencana pekerjaan (Project brief)
Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan, lingkup pekerjaan  dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek konstruksi dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi Kelayakan (Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan kelayakan suatu proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi ekonomi (Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value Management ). Tahap selanjutnya adalah Perkiraan Awal(Preliminary estimates). Perkiraan awal dalam hal ini adalah pembiayaan awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek (data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk menghitung volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam bentuk yang biasa disebutStandard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di  Indonesia belum memiliki SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:
  • Hong Kong Standard,
  • Singapore Standard,
  • Malaysian standard
  • UK Standard maupun
  • POMI (Procedure of Measurement International)
Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga berlaku saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan akurat. 2. DesainPada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan : 
  1. Perkiraan biaya secara detail (Detail estimates)
Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari     arsitek,dan perkiraan pembiayaan ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
2. Bill of QuantitiesBila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of Quantities berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk mengikuti tender. Disini Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional pembiayaan. Quantity Surveyor dari pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen tender berikut alternatif harga biaya proyek sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya perlu disiapkan untuk memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi berlangsung.
Bill of Quantities berfungsi sebagai berikut :
  • Sebagai rincian (breakdown) dari harga tender dan berisi informasi dari pihak penender (tenderers);
  • Sebuah perkiraan pengukuran dari pekerjaan untuk harga tender yang nantinya akan digunakan dalam kontrak, merupakan dokumen pengukuran dalam kontrak.
  • Sebuah dokumen akan nilai setiap item pekerjaan. Dasar untk mengukur nilai pekerjaan yang telah selesai untuk keperluan hal pembayaran.
3. Rencana Kerja dan Syarat (Writing of specifications)
Selama tahap desain ini seorang Quantity Surveyor memastikan bahwa biaya proyek tidak melebihi rencana anggaran yang ada. Penambahan item pekerjaan dan pembiayaan sudah diperkiraan dan masuk dalam saving pembiayaan.
Spesifikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi suplier, pembeli, dan para pengguna material, produk atau jasa untuk mengerti dan menyetujui semua permintaan dan syarat yang ada. Spesifikasi merupakan sebuah standar yang biasanya direferensikan oleh kontraktor atau dokument lelang yang memberikan detail yang diperlukan tentang sebuah permintaan khusus atau tertentu. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pernyataan akan permintaah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam procurement dari sumber eksternal. Selain itu spesifikasi juga merupakan permintaan operasional, permintaan kebutuhan, permintaan jasa dan output berdasar spesifikasi. Tujuan adanya spesifikasi ini adalah memberikan kejelasan, keakuratan dan deskripsi yang cukup pada suplier sehingga permintaan dan kebutuhan yang ada bisa diterjemahkan dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali pihak suplier juga dilibatkan dalam negosiasi spesifikasi ini.
3. TenderQuantity Surveyor biasanya terlibat dalam penyiapan dokumen tender. Selain itu seorang Quantity Surveyor juga terlibat dalam menilai tender dan juga dimintai pendapat, saran dan masukan mengenai tipe/jenis kontrak ataupun tentang isi klausul/pasal khusus di dalam kontrak kerja yang akan dilaksanakan.  Quantity Surveyor harus mengerti dan mampu membaca gambar kerja dari arsitek dan enngineer dan pengukuran lapangan sehingga mampu mengukur dan menghitung secara detil dan akurat. Dari pengukuran itu, Quantity Surveyor bisa menilai harga elemen-elemen pekerjaan yang ada sesuai dengan harga yang ada di pasaran. Dengan demikian nilai perkiraan harga tender kontrak dapat dibuat. Hasil ini dapat digunakan klien untuk memilih penender yang sesuai dan baik. 2. Tahap Pasca Kontrak 
  1. Penilaian Lahan (Site valuation)
Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek  tersebut. Verifikasi pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait proyek (Kontraktor, Arsitek, Engineer, Klien).
2. Dokumen Pembiayaan Berkala  (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity Surveyormenyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer, dan client. Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama pekerjaan berlangsung
3. Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh pihak berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara kontraktor dan client(referensi pengalaman kontraktor).
4. Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity Surveyormemberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi (jenis, isi/ klausul).
TINJAUAN KHUSUS QUANTITY SURVEYORKemampuan dasar seorang Quantity Surveyor dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Mengukur dan menilai pekerjaan konstruksi
  1. Mengevaluasi hubungan antara waktu dan biaya
  1. Memberikan saran dan masukan dalam procurement, implementasinya dan bidang administrasi
  1. Kontrol biaya
Selain hal-hal di atas, dalam lingkup mengakomodasikan keinginan klien, kemampuan tambahan seorang Quantity Surveyor dalam sektor tertentu antara lain :
  • bisa bertindak sebagai seorang project management atas nama klien
  • mampu menilai, memperkirakan dan mengelola resiko
  • memiliki kepekaan akan aspek legal dan pembiayaan (saran dan masukan akan kontrol biaya)
  • kemampuan presentasi (presentation skills).
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Quantity Surveyor juga harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Mampu membuat kesimpulan dengan baik dan akurat kondisi dari aspek-aspek yang ada
  • Sebagai sumber informasi (information managers)
  • Sebagai konsultan dalam procurement (consultants for procurement)
  • Sebagai akuntan konstruksi (accountants for construction)
  • Sebagai perencana dan pelaksana (strategic planners and implementers)
  • Mampu mengelola resiko (risk manager)
Quantity Surveyor, juga dikenal sebagai Construction Economist, atau Cost Manager,masuk dalam satu tim penasehat profesional dalam dunia industri, yang bertugas :
  • Menyiapkan pembiayaan suatu proyek
  • Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak kualitas dari suatu pembiayaan
  • Menyiapkan dokumen kontrak (Bills of Quantities and Cost Control Documents)
  • Merekomendasikan jenis kontrak dan proses pembayaran terkait waktu dan pembiayaan
  • Menyiapkan dan menghitung pajak yang ada
Quantity Surveyor sebagai seorang Konsultan Pembiayaan (Cost Consultant) berperan :
  • Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan material alternatif
  • Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan metode-metode konstruksi
  • Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak pembiayaan akan kondisi site
  • Memberikan saran dan masukan tentang kelayakan alternatif-alternatif pilihan site
Sebagai seorang Construction Economists, dalam lingkup penilaian kuantitas seorang Quantity Surveyor menggunakan kemampuannya dalam bidang teknik dan pembiayaan konstruksi untuk memberikan saran dan masukan kepada klien tentang cara paling ekonomis untuk mencapai keinginan klien. Di sini, seorang Quantity Surveyor bisa saja menggunakan bermagai macam metode dan teknik pendekatan, antara lain : Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studiesdan Value Management untuk mempersiapkan pembiayaan proyek.
Lingkup Pelayanan (Core servicesQuantity Surveyor :
  • Perencana Biaya (Cost Planning)
  • Life Cycle Costing
  • Value Management
  • Facilities Management
  • Project Management
  • Preliminary Cost Advice
  • Procurement Methods
  • Contractual Advice
  • Tendering
  • Valuation of Construction Work
  • Cost Control & Financial Management
  • Financial Claims & Programme Analysis
  • Dispute Resolution
  • Insurance Advice
Dalam lingkup Pemerintahan di Indonesia, khususnya di bidang konstruksi belum ada spesifikasi secara khusus peran seorang Quantity Surveyor sebagai sebuah aspek dan profesi yang diakui. Namun kegiatan Quantity Surveying ini sudah ada dalam setiap kegiatan proyek konstruksi yang ada dalam pemerintahan. Diharapkan dengan adanya Quantity Surveyor dalam sebuah tim proyek konstruksi atau pun industri, proyek bisa berjalan dengan lebih baik, efisien, terkendali dan sesuai dengan apa yang diinginkan (hasil optimal) klien (owner). Saat ini, profesi Quantity Surveyor di Indonesia mulai berkembang, terlihat dengan mulai munculnya organisasi perkumpulan di bidang ini, yaitu Ikatan Quantity Surveyor Indonesia (IQSI). IQSI ini adalah organisasi profesi bagi Quantity Surveyor atau Praktisi Quantity Surveyor di Indonesia baik bagi yang bergerak di bidang konsultasi, pengembang, kontraktor, pendidikan ataupun bidang lain dalam industri konstruksi pada proyek pemerintah ataupun swasta.
Tujuan organisasi profesi ini antara lain :
  1. Berusaha memberikan persamaan persepsi profesi Quantity Surveyor di Indonesia.
  1. Mengembangkan kerja sama aktif dengan organisasi profesi lain di Indonesia untuk pengembangan pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia.
  1. Menyiapkan standar-standar, yang dapat diterima, dipahami dan digunakan bersama dalam proyek konstruksi di Indonesia.
  1. Peningkatan kualitas praktisi Quantity Surveyor di Indonesia
  1. Menyiapkan dan mengembangkan sistim kualifikasi dan standarisasi profesi Quantity Surveyordi Indonesia
Profesi Quantity Surveyor sering kali dituntut adanya loyalitas dan integritas terhadap perusahaan atau badan dimana ia bernaung. Dalam menentukan analisa, item pekerjaan dan kuantitas sangat memungkinkan untuk melakukan mark up yang dapat merugikan salah satu pihak. Hal ini tentunya menjadi mudah bagi Quantity Surveyor yang teguh dalam memegang komitmen terhadap pekerjaannya.
Seringkali dalam sebuah proyek konstruksi yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan (perbedaan persepsi dan interpretasi) timbul berbagai macam konflik dan permasalahan, mulai dari tahap pra kontrak maupun pasca kontrak. Di sini seorang Quantity Surveyor berkemampuan untuk bisa memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian konflik ini (dispute management).
Sumber-sumber sengketa antara lain : Perintah, Nilai tukar, Istilah yang tersirat dalam kontrak, Jumlah yang berbeda, Kondisi kerja, Perubahan perjanjian, Tahapan pekerjaan, Pekerjaan yang sudah selesai tapi tidak berfungsi, Memberikan pekerjaan pada pihak lain, Penundaan, dll.  Dalam hal ini perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dalam kontrak konstruksi yang ada, yang mungkin saja melibatkan banyak faktor, antara lain : syarat-syarat dan kondisi kontrak, isu teknologi yang digunakan dalam pembangunan konstruksi, karakter dari pihak yang terlibat (personel proyek), nilai pembiayaan dan waktu yang tersedia, realisasi keinginan pihak yang terlibat, faktor lingkungan sekitar proyek, aspek hukum, serta keseriusan masalah dan konflik sengketa yang muncul itu sendiri. Konflik sengketa dan permasalahan tersebut akan memunculkan klaim (claim) dari pihak yang merasa dirugikan, baik secara material maupun non material.
Dasar pengajuan klaim antara lain :
  • Dinyatakan dalam kontrak
  • Surat dan/atau gambar yang memerintahkan perubahan kerja
  • Keharusan yang tidak masuk akal
  • Hak untuk menyelesaikan pekerjaan
  • Hak untuk dibayar
Kategori klaim meliputi :
  1. Dari pemilik/pemberi tugas/pengguna jasa
  • pengurangan nilai
  • percepatan waktu
  • kompensasi atas kelalaian kontraktor/penyedia jasa
2. Dari kontraktor/penyedia jasa
  • tambahan waktu pelaksanaan
  • tambahan kompensasi
  • pengurangan spesifikasi teknis atau bahan
Jenis-jenis klaim antara lain :
  • tambahan biaya dan waktu
  • biaya overhead
  • tambahan waktu
  • kompensasi lain
Beberapa hal yang bisa digunakan sebagai jalan keluar dari permasalahan yang muncul antara lain : mengganti dan memperbaiki dokumen, desain, proses atau metode yang ada untuk penyelesaian masalah antara pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut. Bila cara-cara negosiasi tidak berhasil, pihak-pihak yang berseteru bisa mendatangkan pihak ketiga untuk melakukan arbitrasi dan atau ligitasi. Tahap terakhir bila sengketa masih tetap berlangsung adalah melewati jalur hukum.
Keterangan : ADR = Alternative Dispute Resolution Techniques ( Penggunaan pendekatan soft skilldalam penyelesaian masalah dan konflik sengketa)
KESIMPULAN Quantity Surveyor sangat diperlukan dalam dunia konstruksi untuk memperoleh hasil konstruksi dengan tingkat efisiensi optimal, hemat, dan berkualitas serta berwawasan pembangunan yang berkelanjutan. Keseriusan berbagai pihak khususnya pemerintah untuk menggunakan Quantity Surveyor sebagai alat yang dapat meningkatkan pembangunan yang lebih efisien hemat dan berkualitas perlu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan dan peraturan baru yang mendukung dan memanfaatkan keunggulan Quantity Surveyor dalam sebuah proyek konstruksi maupun industri.
Perlu dimulai adanya spesifikasi dan keterlibatan Quantity Surveyor dalam setiap proyek pekerjaan konstruksi baik skala kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan efisiensi, dan kualitas hasil pekerjaan yang optimal di setiap divisi instansi pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan lembaga yang berkaitan dengan bidang Quantity Surveyor baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi, maupun bidang akademisi harus lebih diintensifkan, terintegrasi dan terstruktur, agar kemampuan konsultan, pengawas maupun aparat pemerintah meningkat, sehingga pengguna jasa memperoleh hasil yang optimal.